Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengalaman Saya Investasi ke Saham dan Reksadana, Pernah Minus Banyak karena FOMO!

Oke disini mungkin kamu cukup bingung lebih milih mana investasi ke saham atau reksadana? Setelah 2 tahun berkecimpung di dunia saham dan kuratng setahun baru masuk ke reksadana. Disini aku share pengalaman aku jual beli saham hingga reksadana di Indonesia. Dan sebagai retail, kamu lebih cocok mana enaknya?

Pengalaman saya Investasi ke Saham atau Reksadana, Pernah Minus Banyak!

Awal Mula kenal Saham

Disini saya mengenal dunia saham sejak awl pandemi mungkin tahun 2020. Pada waktu itu pemerintah lagi sedang gencar-gencarnya dengan gerakan Yuk, nabung Saham! Jadi banyak user yang berbondong-bondong alias fomo untuk masuk ke saham. Aplikasi broker saham pun mulai kebanjiran pengguna sebut saja seperti aplikasi Ajaib, iPot, hingga stockbit. Dan saya pun juga ikut FOMO. Wkwkwkwk jadi keinget lagi nih, malu saya...

Memilih Broker yang Tepat

Oke disini, aku memilih aplikasi broker AJAIB, sesuai saran dari temen. Oke, langsung aja daftar dan approved. Senang bukan main waktu itu. Kenapa AJAIB, karena disini biaya jual beli sahamnya lebih murah dibanding ipot dan stockbit. Langsung saja deh, aku isi ulang RDN (Rekening Dana Nasabah) melalui BCA, lumayan gak ada biaya transfer. Memang rekening BCA the best. Saya pernah isi RDN sampai 2 juta lebih sih buat permulaan, dan hasilnya minus wkwkwkwk. 

Saham apa saja yang dibeli?

Disini saya membeli saham ANTM, TINS, ADRO, PGAS, WIKA seingatku sih ini. Disini saya profit dari ANTM memang pada waktu atau ada kabar baik mengenai baterai mobil listrik sih. Lainnya minus. Hadeh. Ya gimana lagi, saya waktu itu FOMO sih, dan bukan benar-benar berinvestasi bisa dibilang trading saja. Belum lagi saya tidak pernah baca laporan perusahaan, pas naik saya malah masuk itu kesalahan juga sih. Pernah sih nyangkut di CARE gara-gara mereka gak mengirimkkan laporan keuangan.

Saham apa yang Profit Banyak?

Disini saya profit banyak sebesar 280% di saham COAL. Wuih banyak ya? Iya dong, disini saya mencoba beli saat IPO lumayan dapat harga murah. Lalu saya biarkan hampir seminggu lalu jual. Lumayan lah. Disini saya sudah mempelajari sedikit mengenai COAL ini. Dia bergerak dibidang apa, gimana keuangannya, dll. Ya, meski saya cuma paham sedikit sih.

Pengalaman saya Investasi ke Saham atau Reksadana, Pernah Minus Banyak!

Akhirnya Sementara Keluar dari Pasar Saham, Fokus ke Reksadana

Nah, setelah untung di COAL tadi, disini saya tarik uangnya. Lalu saya investasikan ke Reksadana. Nah disini saya mulai mengenal Reksadana di tahun ini. Mungkin sekitar Agustusan agak lupa saya. Disini saya menabung Reksadana Pasar Uang dan sebagian di Reksadana Pasar Saham. Oh iya, disini saya pakai aplikasi Bibit karena dia paling terkenal sih. Saya memilih Reksadana Pasar Uang karena dia stabil naiknya dari pada lainnya. Meski profitnya sedikit sekitar 4,2 persen per tahun. Saya rasa gak masalah sih. Toh niatnya saya berinvestasi jangka panjang. 

Pengalaman saya Investasi ke Saham atau Reksadana, Pernah Minus Banyak!

Mungkin kedepannya saya akan memperbanya portfolio di Rekasadana. Kenapa? karena saya gak punya waktu buat mempelajari tiap perusahaan. Masih banyak istilah yang belum aku ketahui di dunia pasar modal ini. Kalau di Reksadana kan enak, tinggal kita serahkan ke ahlinya saja.

Oh iya, buat kamu yang mau daftar di Reksadana BIBIT kamu bisa menggunakan kode referral Bibit :
IRFANEW 

Mungkin itu saja ya share pengalaman saya jadi investor retail. Semoga bermanfaat.

Irfan P
Irfan P Blogger, Graphic Designer, Front End Web Developer

Posting Komentar untuk "Pengalaman Saya Investasi ke Saham dan Reksadana, Pernah Minus Banyak karena FOMO!"